Klik This For See Many Story Of Love On My Others Blog !!!

http://revanaditya.blogspot.com/

Selamat datang para pencinta

Selamat membaca karya asli saya yang dipublikasikan pada blog ini. Nantikan karya-karyaku lainnya dan kunjungi pula blog personalku disini : Revan Aditya Pahlevi.

Kemarau menerpa hati

Aku menyiapkan ruang lapang di pikiranku untuk engkau berdiam selamanya... Aku mengosongkan hatiku dari semua penghuni hanya demi menyambut kedatangan hatimu sebagai pemilik hatiku....

Tentang cinta diantara kita

Cinta ini bukanlah terjemahan dari berjuta pertemuan... Pandangan matamu terkadang telah menjadi terjemahan2 panjang dibagian terdalam hatiku hingga membuat seluruh indera kita bertautan...

Arti penting kehadiranmu

Dengan bisikan penuh harap yang hampir tak terdengar, aku akan mengetuk pintu-pintu jiwamu dengan tangan keyakinan karena engkau menguasai mimpi-mimpiku, pikiran-pikiranku dan menggoda hatiku melalui makna yang tersembunyi dan arti pentingmu yang dahsyat, engkau menembus jantungku dengan matamu yang indah

Kemarau menerpa hati

CINTA ADALAH TAFSIRAN PERASAAN YANG KUAT YANG MEMBUTAKAN PIKIRAN....

Aku tak sesempurna keinginanmu

Aku bukan dia yang diciptakan selalu melekat di matamu sejak engkau tercipta. Aku tak sesempurna impian yang tenggelam dipikiranmu. Aku tak seindah pemandangan yang membasuh wajahmu dan aku takkan pernah baik dijalanmu walaupun tak begitu adanya...

Jumat, 20 Juli 2012

Engkau adalah cinta yang tumbuh di dalam hati, engkaulah rasa abadi yang bersemayam di jantungku dan bidadari alam kehidupanku. Telah kucium kaki bumi, telah kuterima tamparan angin, kutundukkan diriku di hadapan langit, kusujudkan hatiku di hadapanmu dan mencoba menterjemahkan kata-kata yang melekat di matamu tetapi ternyata masih kurang mampu menaklukkan roh perasaanmu yang selalu ruang bergentayangan di ruang pikiranku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Sabtu, 07 Juli 2012

Ketika rahasia-rahasia menyusahkan hati, ketika mata-mata merah karena air mata yang panas dan aku dibutakan cinta yang pandangannya diselubungi oleh perpisahan. Wahai jiwa yang memikat tunggu aku sesaat, aku akan melihat wajahmu lihat aku sejenak mungkin aku melihat rahasia hati di matamu. Mungkin kupahami dari wajahmu semua hal yang tersembunyi dibalik jiwamu..... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Batu-batu derita yang berat terus menimpuk wajah hariku dan terus menekan lukaku yang yang tak pernah mengering. Air terjun dari gunung-gunung kesunyian terus-menerus memaku diriku untuk berdiam di lubang kesesengsaraan yang di penuhi bayangan mimpi karena kita tak pernah berani bergerak untuk merampas impian itu dari rangkulan tubuh sang waktu.... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Mata-mata yang tertancap di dinding angin selalu menatapku dengan tajam seolah ingin merobek-robek tubuhku dengan pandangannya. Hari-hari pun semakin menyempitkan jalannya untuk kulalui. Seakan kini tak ada lagi nafas yang disisakan untuk kuhirup agar darahku terus mendidih memanaskan jantung kehidupanku yang beku kaku terkubur salju kehancuran.... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Kemarin angin serasa mencambuk kehidupanku saat tak seorang pun mau menengok derita yang menusuk-nusuk jiwaku. Pencipta ragaku, bayangan hatiku maupun masa depanku tak pernah peduli dengan bau kehidupan yang menyumbat nafasku, lilitan tangan waktu mencekik-cekik leher nuraniku, pandangan gelap mencoba meracuni gerak-gerik tangan pikiranku...... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Dengan teriakan tanpa henti aku pasti akan menerobos kegelapan karena diriku telah terbiasa hidup dan melihat dalam kegelapan serta aku tak mau menaruh kepalaku di bawah tangan harapan ketidakpastian..... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Selama jam kehidupan masih didetakkan jantung, selama kelopak mata masih bisa terlipat, selama tubuh belum melepuh terbunuh waktu, yakinlah kita bisa meraih dan menggengam impian itu dalam rangkulan jiwa abadi.... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Jari-jemari mentari telah menyentuh hati perawan bumi untuk membangkitkan roh alam yang tertidur oleh malam. Arwah kegelapan hari pun ternyata mencoba mencakar-cakar kulit keringku yang hangus termakan cahaya matahari. Tangan-tangan gaib neraka juga ingin memasung kaki kehidupanku dan ingin membuatku terbujur kaku oleh sayatan keputusasaan. Dia ingin mengugurkan sejuta harapan yang tergantung di atap langit impian... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Wajah langit telah menjatuhkan bintang perasaan di bumi hatiku yang selamanya akan terbenam di lautan jiwaku. Jangan pernah melangkah dari perasaanku, karena malam akan menelan siang dan wajahku akan menjadi danau airmata jika dia pergi. Engkau telah meracuniku dengan perasaanMu dan membunuhku dengan keindahanMu. Angin selalu meniupkan pesona diriMu ke dalam mata, hati, pikiran dan jiwaku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Matahari telah brganti bulan,kekejaman rasa yang dahulu engkau persembahkan kini memantul melalui cermin waktu menuju jantung kehidupanmu.Hujan kata-kata yang engkau jatuhkan dahulu telah meretakkan atap perasaanku dan sayatan lidahmu membuat cacat hatiku.Sbelum engkau binasa dibakar waktu,dirobek-robek angin jangan mengusik danau kehidupanku krn aku bukan boneka yang dpt engkau kendalikan dgn tangan-tangan perasaanmu.... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Jari-jemari tangan waktuku telah lama menggali tanah-tanah perasaan untuk menemukan hati-hati yang terkubur oleh pasir kedukaan. Aku pun mencoba mencari bangkai-bangkai hati yang mati terluka oleh tajamnya pisau kata-kata, serta berusaha membangkitkan mereka dengan meniupkan roh keyakinan agar suatu saat aku mampu memeluk tubuh hati mereka dengan rangkulan abadi yang takkan terlepas oleh kematian....(Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Detak-detik jantung kehidupanku terus mengaliri sungai waktu, sesosok bidadari yang terluka pun datang merobek-robek pikiranku dengan pesona alam yang tertanam di tubuhnya. Dia melukiskan wajahnya di kelopak mataku hingga terpejam pun aku masih melihatnya, dia mendobrak pintu-pintu pikiranku dengan senyumnya yang maha dahsyat. Aku akan meneteskan air perasaan untuk melubangi hatimu yang membatu.... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Salju itu kini terbakar panas matahari,tak ada lagi keseimbangan didunia jiwaku saat engkau pergi meninggalkan tanpa perasaan yg membuat awan hitam di seluruh langit hatiku sehingga hujan airmata pun berguguran membasahi tanah retak di taman cintaku.perpisahan itu bagai gempa yang memporak-porandakan rumah-rumah hati yang telah kubangun dengan pengorbanan waktu... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Dengan bisikan penuh harap yang hampir tak terdengar, aku akan mengetuk pintu-pintu jiwamu dengan tangan keyakinan karena engkau menguasai mimpi-mimpiku, pikiran-pikiranku dan menggoda hatiku melalui makna yang tersembunyi dan arti pentingmu yang dahsyat, engkau menembus jantungku dengan matamu yang indah. Jadikan aku cinta yang ditanamkan di pelupuk matamu dan aku tidak akan meninggalkanmu selama aku masih hidup.....(Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Inilah seluruh perasaanku untukmu yg kucurahkan dari tetesan wangi bunga kehidupan yang menetes pada setiap akar jiwa, yg ku petik dari cahaya bulan, yg kutanam dalam angin.Inilah cintaku yg melekat pada roh alam perasaan yg tak mampu terpudarkan oleh hujan, takkan dapat termakan waktu&takkan bisa terhapuskan angin serta takkan hangus terbakar matahari karena engkaulah PEMASUNG HATIKU...(Original Created : Revan Aditya Pahlevi)