Klik This For See Many Story Of Love On My Others Blog !!!

http://revanaditya.blogspot.com/

Selamat datang para pencinta

Selamat membaca karya asli saya yang dipublikasikan pada blog ini. Nantikan karya-karyaku lainnya dan kunjungi pula blog personalku disini : Revan Aditya Pahlevi.

Kemarau menerpa hati

Aku menyiapkan ruang lapang di pikiranku untuk engkau berdiam selamanya... Aku mengosongkan hatiku dari semua penghuni hanya demi menyambut kedatangan hatimu sebagai pemilik hatiku....

Tentang cinta diantara kita

Cinta ini bukanlah terjemahan dari berjuta pertemuan... Pandangan matamu terkadang telah menjadi terjemahan2 panjang dibagian terdalam hatiku hingga membuat seluruh indera kita bertautan...

Arti penting kehadiranmu

Dengan bisikan penuh harap yang hampir tak terdengar, aku akan mengetuk pintu-pintu jiwamu dengan tangan keyakinan karena engkau menguasai mimpi-mimpiku, pikiran-pikiranku dan menggoda hatiku melalui makna yang tersembunyi dan arti pentingmu yang dahsyat, engkau menembus jantungku dengan matamu yang indah

Kemarau menerpa hati

CINTA ADALAH TAFSIRAN PERASAAN YANG KUAT YANG MEMBUTAKAN PIKIRAN....

Aku tak sesempurna keinginanmu

Aku bukan dia yang diciptakan selalu melekat di matamu sejak engkau tercipta. Aku tak sesempurna impian yang tenggelam dipikiranmu. Aku tak seindah pemandangan yang membasuh wajahmu dan aku takkan pernah baik dijalanmu walaupun tak begitu adanya...

Jumat, 30 November 2012


Detak-detik jantung kehidupanku terus mengaliri sungai waktu hingga engkau pun datang merobek-robek pikiranku dengan pesona alam yang tertanam di tubuhmu. Engkau melukiskan wajahmu di kelopak mataku hingga terpejam pun aku masih melihatmu, serta engkau mendobrak pintu-pintu pikiranku dengan senyummu yang maha dahsyat. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Dia mengiris-iris hatiku dengan tusukan jarum-jarum kenangan yang tak mampu terlepas dari dinding pikiranku. Walau hatiku tercabik-cabik tetapi aku masih mencoba untuk hidup di hadapan kematian, karena aku menyakini bahwa angin kelupaan akan menghapus jejak kaki perasaannya dalam salju pikiranku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Aku tahu engkau hanya akan hadir dalam panggung mimpi-mimpi, walau angin selalu menusuk telingaku dengan namamu, dilangit pun ketika aku memandang begitu jelas lukisan dirimu, cahaya matahari pun mengukir namamu di tirai-tirai hari. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Kuciptakan perasaan yang kuat ini untuk mematahkan menara kerinduanmu. Aku memasung hatiku demi keyakinanku padamu. Badai pun takkan mampu memudarkan warna hatiku yang kau lukis dengan tinta kenangan. Engkau adalah penguasa hatiku yang tak tergantikan dari hidup hingga matiku. Terlalu dalam biji perasaan yang engkau tanam di tanah hatiku hingga gempa tak dapat menghancurkannya... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Cobalah engkau ambil kembali bayanganku yg pernah engkau buang dari pikiranmu dahulu dan biarkanlah aku menjadi yang terakhir menutup lubang ataupun celah di hatimu. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Waktu telah memakan hari dan hari telah merenggut waktu. Banyak hal yang tertampung dalam hati dan tak pernah mampu terungkapkan karena malam begitu cepat menelan matahari. Hari ini dan esok, mungkin hal ini masih terpendam, keberanianku menentang panas matahari tak seperti keberanianku ketika berbicara padamu, bibirku mengkerut, kakiku lemas dan hati serasa mau meledak ketika engkau berlalu dihadapanku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Kupejamkan mataku saat mengingatmu agar kenangan cinta terus ada dihati, kutenangkan jiwa saat anganku tertuju untukmu dan membiarkan waktu menggilas hari-hariku yang sepi... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Disini aku terlelap bersama mimpi kepalsuan yang engkau beri. Engkau menutup mataku dengan ribuan kata-kata semu,menyelimuti lembaran waktuku dg janji-janji hingga semua itu melumpuhkan hatiku serta memadamkan lilin perasaanku. Sadarkah engkau sesungguhnya kini telah membunuh hatiku dengan jutaan tombak kerinduan abadi yang menghujam tepat di jantung hatiku dan membuat hatiku akan kekal terkubur di pemakaman jiwa. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Jejak kaki hari masih membekas dalam pikiran dan saat pertama aku melihat pun masih melekat dalam hati yang akhirnya mempengaruhi langkah-langkah dalam otakku untuk selalu menjadikanmu tujuanku.Memang tak banyak hal yang membuatmu mengingatku, tapi banyak hal membuatku mengingatmu...(Original Created : Revan Aditya Pahlevi)...

Minggu, 18 November 2012

Sayang, aku mungkin bukan yang terindah yang pernah engkau lihat, aku mungkin bukan yang terbaik yang pernah engkau dapat, aku mungkin bukan yang kau temui dalam mimpi-mimpimu, aku mungkin juga bukan orang yang selalu ada di hatimu, tapi telah ku beri engkau semua yang kumiliki, mampukah dirimu juga memberiku segala isi dan rasa yang ada di hatimu. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Inilah perasaanku yang dimuntahkan hari, perasaan yang meletus membakar waktu, menghitamkan langit, dan medidihkan hujan. Disini aku terjepit diantara pintu-pintu kerinduan yang sebentar lagi akan menyumbat nafasku karenamu. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Cinta telah diciptakan untuk melemahkan kekuatan yang aku warisi dari adam dan aku yang lahir di dalam tubuh hawa tak akan beranjak sampai engkau mengatakan terus terang bahwa jiwaku adalah tujuan jiwamu sampai kau ungkap dalam hatiku kebohongan apa yang terpendam dalam hatimu. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Cinta yang telah membuat jalan keras menjadi lunak dan membalikkan kegelapan menjadi cahaya. Apakah engkau tahu penyakit ini telah membuatku lemah, apakah engkau tak mendengar tangisan hatiku dan jeritan kalbuku, akankah aku temukan damai dengan perasaan jiwa yang remuk dalam badai namun tak membuatku patah, yang terguncang dalam prahara namun tak membuatku tumbang. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Kamis, 15 November 2012


Mata-mata malam selalu mengintipku dari jendela-jendela langit seakan ia ingin mengetahui perasaanku yang kalut ditutupi oleh kabut kesunyian. Orang yang pernah menjadi penghuni hati telah berlalu ditelan bumi. Sayap malaikat telah menarik rohnya ke atas awan putih dan menyembunyikan jasadnya dibalik dinding kegelapan... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Di saat deritamu kucoba hadir dengan kerinduan akan pertemuan hingga saat kesembuhanmu kini engkau hadir dengan kelupaan akan diriku hingga membuatku tertidur lelap dalam mimpi keputusasaan... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Jutaan jarum kata-kata yang kau tancapkan di dinding pikiranku kini berkarat dan mengotori langkahku, semua kata-kata itu akan hangus di terbakar matahari bersama dengan cintaku yang tertutupi tanah kematian. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Disini aku mati bersama cinta yang tak pernah mampu ku temui, bertahun-tahun lembaran hariku aku isi dengan tinta penantian yang tak pernah memudar, kini aku terbaring dalam rangkulan kerinduan olehmu yang tak pernah mendatangiku. Penantian yang lama membuahkan sebuah penyakit kerinduan parah dalam hidupku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Setiap pagi aku mencoba meneteskan sebuah embun kerinduan di tanah hatimu karena engkau telah meracuniku dengan perasaanmu dan membunuhku dengan keindahanmu... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Aku tahu engkau menaruh bayanganmu dalam biji mataku, menaruh wajahmu dalam pikiranku, memaku jiwaku dalam hidupmu, serta menenggelamkan cintaku bagai batu karang yang takkan pernah mengapung, karena engkau telah memasung hatiku kedalam dadamu… (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Suatu saat bila cintaku masih berdetak, itu karena engkaulah denyutnya. Jika aku masih bisa merasakan hidup, itu karena engkaulah nafasnya. Jika aku masih mampu bergerak itu karena engkaulah darah yang menggerakkanku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Kubiarkan api perasaan melepuhkan hatiku agar mampu melebur bersama cintamu di panasnya kehidupan. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Engkau memaku hatiku dengan bara perasaanmu hingga seluruh panca inderaku pun hangus terbakar oleh panas cintamu... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Hujan kata-kata yang engkau jatuhkan dahulu telah meretakkan atap perasaanku dan sayatan lidahmu membuat cacat hatiku. Kini sebelum engkau binasa dibakar waktu dan dirobek-robek angin aku mohon jangan mengusik tenangnya danau kehidupanku dan mereka, karena aku bukan boneka yang dapat engkau kendalikan dengan tangan-tangan perasaanmu... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Kekuatan cinta dan jiwa akan di uji dengan sapaan-sapaan wajah-wajah hati dan jika tak mampu membendung pancaran godaan-godaan sesat maka penghianatan rasa akan terjadi serta kita pun akan tega mengorbankan warna hati terdahulu yang menemani kita menjalani tapak-tapak kehidupan... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Bayanganmu selalu menggores biji mataku... Saat Dinding angin menjepit perasaanku dan ketika terali cahaya memaku hatiku untukmu. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Dalam tawaku, ada luka yang membara tak tersentuh angìn... Dalam dadaku ada danau airmata yang takkan pernah tandus selama hatimu tak kembali ku genggam... Jangan menenggelamkanku dìlautan tangisan, jangan engkau menghanyutkanku dalam deras arus derita... save me please..!!! (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Telah lama aku mengukur hari dan banyak melelehkan lilin-lilin waktu bersamamu serta mencoba menjumlahkan daun-daun derita yang kita pungut berdua dari pohon-pohon kehidupan dan mengolahnya menjadi madu jiwa yang manis akan rasa cinta sehingga sayap-sayap perasaan pun kemudian menerbangkan diriku dan dirimu ke taman langit. Disana aku mencoba membangun menara cinta sebagai pembuktian bahwa rasa ini telah melebihi batas hati untukmu... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Datanglah dan peluk aku dengan jutaan ledakan kerinduan yg lama tertahan dalam gunung perasaanmu. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Begitù deras hujan air mata melumuri hatiku yg diselimutì angin cemburu. . .Ingìn kurobohkan tiang-tiang langit dan membinasakan hati yg lain agar hanya engkau dan aku yang hìdup dalam taman hati karena hanya cintamu yg dapat mendetakkan jantung perasaanku dan mendetikkan jam kehidupanku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Dimanakah engkau hidupku, kegelapan telah memelukku dan kesedihan membanjiriku. Engkau memberiku batas ujian yang begitu berat namun satu hal yang perlu engkau ketahui, cintaku untukmu tak sebatas kata yang terucap dari lidahku, cintaku padamu tak sebatas rasa dari dalam hatiku. Maukah engkau satu cabang denganku dalam tubuh kehidupan? Maukah engkau satu kata denganku dalam bibir tuhan? (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Cinta telah diciptakan untuk melemahkan kekuatan yang aku warisi dari adam dan aku yang lahir di dalam tubuh hawa tak akan beranjak sampai engkau mengatakan terus terang bahwa jiwaku adalah tujuan jiwamu, sampai kau ungkap dalam hatiku kebohongan apa yang terpendam dalam hatimu... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Dalam jiwa gelapku engkau adalah bintang yang bersinar, engkau berada dimana-mana karena engkau berasal dari jiwa tuhan. Engkau ada di setiap waktu karena engkau lebih kuat dari takdir... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)



Melalui hantaman kata-kata, engkau telah memecah hatiku menjadi kepingan-kepingan.. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)



Jujur ku katakan aku telah dimabuk cinta, karena aku meminumnya melewati batas bibirku hingga ia pun keluar menelusuri pori-pori kulitku, menuju ke dadaku menembus tulangku, membeku di hatiku dan bersemayam di jiwaku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Cintaku ditakdirkan terkubur di tanah perasaanmu yang ditutupi oleh pohon-pohon kebahagian. . .Karena kita adalah dua jiwa yang dibungkus menjadi satu jiwa... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Tak pernahkah engkau sadari arti hadirku disini yang menawarkan sejuta warna hati, menyuguhkan kepercayaan cinta sejati, dan mencoba memberi kenyataan dari mimpi-mimpimu... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Engkau tega memukul wajahku dengan airmata hingga bengkak... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Tirai Hujan Yang Menempel Di Jendela Langit Begitu Jelas Melukiskan Wajahmu Duhai Bidadari Hatiku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Penyesalan itu kini dihanguskan kenyataan hingga menjadi abu kehidupan. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Kehampaan mungkin adalah takdirku, terlahir bersama dengan jiwa-jiwa yang tercabik, tangisan yang melumuri hati, kekeringan di laut kehidupan dan menyatu dengan kegelapan waktu serta dibekukan oleh angin perasaan adalah hal yang sering kutenguk bersama pahitnya kenyataan.... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Hati yang tunggal adalah takdir perasaan... Sering diriku membelalakkan mata dan mencari-cari apa arti dari kesendirian ini. Hidup tanpa kembaran hati tak menjadikan aku harus merasakan sunyi karena masih banyak jiwa-jiwa yang di gantung di dinding langit yang senatiasa berkilau serta menyinari kesendirianku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Melalui jendela langit aku ingin selalu melihatmu… melalui angin aku ingin selalu mendengarmu… melalui sinar matahari aku ingin selalu mengetahui rasamu… melalui bau hari aku ingin engkau tahu bahwa jiwaku masih milikmu karena angin itu telah menerbangkan hatiku ke rasa yang lain... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)


Kata-katamu terlalu tajam merobek hatiku, sikapmu terlalu dalam menusuk jiwaku, cintamu terlalu mengoyak-ngoyak pikiranku. Engkau membuatku sakit tapi tak dapat membunuhku dan aku tak ingin engkau menjadi penguasa raga maupun pikiranku. Namun kesakitan parah itu merubahku kini serta engkau yang membuatku harus melupakanmu... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Bagai Derasnya Hujan Menangisi Alam, Begitu Aku TanpaMu. <Original Created : Revan Aditya Pahlevi>


Engkau menyiksa pikiranku dengan bayanganmu yang selalu menetes di biji mataku. (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)

Pernahkah engkau ketahui bahwa sesungguhnya setiap kata-katamu itu adalah pelangi yg akan mewarnai hari-hariku. <Original Created : Revan Aditya Pahlevi>

Angin selalu meniupkan bayanganMu menembus mataKu untuk Mencabik-cabik pikiranku... <Original Created : Revan Aditya Pahlevi>

Gejolak kerinduan ini terlalu meledak-ledak membuat bibirku berbusa-busa menyebut namamu selalu, dipikiranku terlalu banyak bayanganmu yang menggantung... Oh pemilik hatiku, jangan biarkan jiwa ini terselimuti angin kehidupan yang membekukan. <Original Created : Revan Aditya Pahlevi>

Bisikan mesramu selalu menggema dan mengalun indah di ruang Hatiku... <Original Created : Revan Aditya Pahlevi>


Berulangkali kupejamkan mata dari kilauan dirimu tetapi pancaran cahaya tubuhnmu masih mampu menembus kelopak mataku... <Original Created : Revan Aditya Pahlevi>


Dengan Teriakan Angin aku akan melubangi goa telingamu dan akan menaruh namaku untuk selalu dan selamanya menggema di ruang pikiranmu. <Original Created : Revan Aditya Pahlevi>


Cintaku untukmu tak sebatas kata yang terucap dari lidahku, cintaku padamu tak sebatas rasa dari dalam hatiku. Maukah engkau satu cabang denganku dalam tubuh kehidupan, maukah engkau satu kata denganku dalam bibir Tuhan. <Original Created : Revan Aditya Pahlevi>

Aku Tak Pernah Kelaparan Akan Cinta, Tak Pernah Aku Mengais-Ngais Rasa Itu Di Tumpukan Sampah Kehidupan, Tetapi Tangan Waktulah Yang Menjulurkan HatiMu PadaKu... Menjadikan Engkau Sebagai Wujud Yang Terpilih Untuk Menjadi Cinta SejatiKu Dengan HarapanKu Yang Tanpa Henti Bahwa Engkaulah Penyempurna Rasa-RasaKu Yang Retak Oleh Kerasnya Guncangan Kekecewaan...!!! (Original Created Revan Aditya Pahlevi)

Jubah-jubah angin menyelimuti ragaku di perut bumi. Aku ingin mempersembahkan untukmu sebuah cinta yang berasal dari pelukan alam yang ditanam dalam angin hingga saat angin berhembus maka engkau akan merasakan sejuknya cinta itu. Engkau menyiksa pikiranku dengan bayanganmu yang selalu menetes di biji mataku... (Original Created : Revan Aditya Pahlevi)